Dragonica Emoticon Sparkly Eye
14 Mar 2012 0 komentar

Komunikasi data Antar Class di java

Komunikasi data merupakan hal yang sangat penting dalam dunia programing. dengan ini memungkinkan kita untuk bisa mengambil dan mengeset data pada sebuah class dari class yang lainnya. hehehe jadi kaya dosenku aja . udah lah yang jelas biasanya komunikasi data ini ditandai dengan adanya methos setter dan getter.
Ah cukup deh basa basinya. nanti malah pada bingung lagi. udah tak kasih conto aja yah.
Berawal dari pertanyaan seorang temen, (Weleh weleh koq malah kayak bacain dongeng hehe) saya mencoba membuat sebuah aplikasi sederhana yang menunjukan komunikasi antar class.

Yup pertama kita buat aja sebuah project sederhana dengan Netbeans (pake IDE lain juga boleh namanya juga contoh). saya membuat sebuah program sederhana untuk mengambil data dari tabel yang berada JDialog kemudian hasilnya ditampilkan di textfield di JFrame.

Buat 1 JFrame dan 1 JDialog sebagai interface
Buat tampilan JFrame Kayak Gini:

Dan buat tampilan JDialog Kyak gini:

Kemudian buat sebuah Class Mahasiswa kemudian ketikan kode berikut:

package net.fiqri.datademo;

public class MahasiswaOBJ {
private String nama;
private String nmp;
private String alamat;
private String jurusan;

public MahasiswaOBJ() {
}


public MahasiswaOBJ(String nama, String nmp, String alamat, String jurusan) {
this.nama = nama;
this.nmp = nmp;
this.alamat = alamat;
this.jurusan = jurusan;
}

public String getAlamat() {
return alamat;
}

public void setAlamat(String alamat) {
this.alamat = alamat;
}

public String getJurusan() {
return jurusan;
}

public void setJurusan(String jurusan) {
this.jurusan = jurusan;
}

public String getNama() {
return nama;
}

public void setNama(String nama) {
this.nama = nama;
}

Setelah itu Tambahkan event pada tombol yang berfungsi untuk memunculkan JDialog:


Kode:
DetailView dt=new DetailView(this, true);
dt.setVisible(true);
MahasiswaOBJ mho=dt.getTableData();
if(mho!=null){
jTextField1.setText(mho.getNama());
jTextField2.setText(mho.getNmp());
jTextField3.setText(mho.getAlamat());
jTextField4.setText(mho.getJurusan());
}else{
JOptionPane.showMessageDialog(null, "Data Mahasiswa Kosong/Tidak ada");
}

Kemudian Beralih ke JDialog, kemudian Tambahkan event mouseClicked pada tabel:
if(evt.getClickCount()==2){
dataTable=new MahasiswaOBJ();
TableModel data=jTable1.getModel();
dataTable.setNama(data.getValueAt(jTable1.getSelectedRow(), 0).toString());
dataTable.setNmp(data.getValueAt(jTable1.getSelectedRow(), 1).toString());
dataTable.setAlamat(data.getValueAt(jTable1.getSelectedRow(), 2).toString());
dataTable.setJurusan(data.getValueAt(jTable1.getSelectedRow(), 3).toString());
this.setVisible(false);
}

Beres deh, sekarang Coba Run
3 komentar

Enkripsi XOR, Pengenalan

Masih ingat operasi logika dalam pelajaran ”Logika Matematika dan Teori Himpunan” atau ”Sistem Digital”? Di sana tentu ada operator logika bernama OR, AND, NOR, NAND, dan XOR. Nah, ternyata operasi XOR sering digunakan dalam mengekripsi suatu data. Hasilnya? Data baru yang dihasilkan memang agak susah ditebak…tetapi ada yang bilang kalau sudah diketahui data aslinya maka key dari enkripsi ini dengan mudah diketahui.

Secara singkat, operasi XOR akan mengembalikan nilai 1 jika jumlah operand bernilai satu ganjil, jika tidak maka akan mengembalikan hasil 0. Berikut ini contohnya:
1 XOR 1 = 0
1 XOR 0 = 1
0 XOR 1 = 1
0 XOR 0 = 0

Bagaimana jika 1 XOR 1 XOR 1? Hasilnya 1. Benarkah?
Dalam kriptografi, pembuatan chiper (teks hasil enkripsi) melalui operasi XOR merupakan suatu algoritma enskripsi yang relatif sederhana. Teknik ini beroperasi sesuai dengan prinsip:
A XOR 0 = A,
A XOR A = 0,
(B XOR A) XOR A = B XOR 0 = B,
Dengan logika ini, suatu string teks dapat diekripsi dengan menerapkan operasi XOR berbasis bit (binary digit) terhadap setiap karakter menggunakan key tertentu. Bagaimana mendekripsi outputnya untuk mendapatkan plaintext kembali? Dengan menerapkan operasi XOR terhadap chiper.
Sebagai contoh, string “Wiki” jika ditulis dalam format ASCII 8 bit menjadi 01010111 01101001 01101011 01101001 dapat dienkripsi dengan suatu key misalnya 11110011 sebagai berikut:
01010111 01101001 01101011 01101001
11110011 11110011 11110011 11110011
——————————————– (XOR)
10100100 10011010 10011000 10011010 (Hasil)
Dan sebaliknya, untuk dekripsi adalah:
0 komentar

Event Handling GUI pada Java

Dalam event handling pada Java ada empat bagian penting yang harus diketahui:
  1. Event Object merupakan object yang mendiskripsikan sebuah event yang di-trigger oleh event source.
  2. Event Handler merupakan method yang menerima event object dan melakukan respond yang sesuai dengan event object tersebut.
  3. Event Listener merupakan interface yang akan meng-handle event yang terjadi. setiap type event mempunyai interface yang bersesuaian. Listener tersebut harus diimplementasikan oleh class yang akan meng-handle event
  4. Event Source merupakan pembangkit / trigger sebuah event objects
setiap event object mempunyai  type event yang berbdea beda. sehingga kita harus menentukan type event sebelum menentukan jenis interface listener. karena setiap type event mempunyai jenis interface listener yang bersesuaian.
berikut ini type type event yang ada di Java :
  1. ActionEvent
  2. ItemEvent
  3. WindowEvent
  4. ContainerEvent
  5. ComponentEvent
  6. FocusEvent
  7. TextEvent
  8. KeyEvent
  9. MouseEvent
  10. AdjustmentEvent
Berikut ini Interface Listener
  1. ActionListener
  2. ItemListener
  3. WindowListener
  4. ContainerListener
  5. ComponentListener
  6. FocusListener
  7. TextListener
  8. KeyListener
  9. MouseListener
  10. MouseMotionListener
  11. AdjustmentListener
Berdasarkan tulisan diatas, setiap type event mempunyai satu jenis interface listener kecuali MouseEvent yang mempunyai dua jenis interface listener. dan setiap interface mempunyai method abstract yang harus di override class yang meng-impletasikan interface. event listener dan event handler terdapat pada package java.awt.event
Bagaimana event handling dalam Java? ada tiga langkah penting dalam event handling
  1. Deklarasikan class yang akan meng-handle event yang terjadi dan tuliskan code yang menyatakan class tersebut meng-implement interface listener
  2. Event source mendaftarkan sebuah listener melalui method add<type>Listener
  3. Kode yang mengimplementasikan method pada interface listener pada class yang akan meng-handle event. [ Override ]
Contoh 1
MouseEventsDemo.java
package mouseeventsdemo;
import java.awt.*;
import java.awt.event.*;
/**
*
* @author Ren
*/
public class MouseEventsDemo extends Frame implements MouseListener, MouseMotionListener {  // Langkah 1
TextField tf;
public MouseEventsDemo( String title){
super(title);
tf = new TextField(60);
addMouseListener(this); // Langkah 2
}
public void launchFrame() {
/* Menambah komponen pada frame */
add(tf, BorderLayout.SOUTH);
setSize(300,300);
setVisible(true);
}
public void mouseClicked(MouseEvent me) { // Langkah 3
String msg = “Mouse clicked.”;
tf.setText(msg);
}
public void mouseEntered(MouseEvent me) {
String msg = “Mouse entered component.”;
tf.setText(msg);
}
public void mouseExited(MouseEvent me) {
String msg = “Mouse exited component.”;
tf.setText(msg);
}
public void mousePressed(MouseEvent me) {
String msg = “Mouse pressed.”;
tf.setText(msg);
}
public void mouseReleased(MouseEvent me) {
String msg = “Mouse released.”;
tf.setText(msg);
}
public void mouseDragged(MouseEvent me) {
String msg = “Mouse dragged at ” + me.getX()
+ “,” + me.getY();
tf.setText(msg);
}
public void mouseMoved(MouseEvent me) {
String msg = “Mouse moved at ” + me.getX()
+ “,” + me.getY();
tf.setText(msg);
}
}
main.java
package mouseeventsdemo;
/**
*
* @author Ren
*/
public class Main {
/**
* @param args the command line arguments
*/
public static void main(String[] args) {
// TODO code application logic here
MouseEventsDemo med = new MouseEventsDemo(“Mouse Events Demo”);
med.launchFrame();
}
}
0 komentar

INNER CLASS

  • Inner class adalah suatu class yang berada di dalam class lainnya.
  • Di buku , disebutkan ada 4 jenis inner class, yaitu :
            1. “Regular” Inner class
2. Method-local inner class
3. Anonymous inner class
4. Static nested classes

1. “Regular” Inner class
  • Kata “Regular” di atas memiliki maksud bahwa inner class yang dibahas di sini adalah inner class yang bukan static / method-local / anonymous.
  • Inner class didefinisikan (ditulis) di dalam kurung kurawal dari outer class. 
  • Bila ada kode java sebagai berikut : 
Program 01

class MyOuter {
      class MyInner {
      }
}

Dan kemudian dicompile dengan perintah :
%java MyOuter.java
Maka akan tercipta 2 buah file .class, yaitu : MyOuter.class dan MyOuter$MyInner.class.
  • Instance inner class memiliki akses ke semua member dari outer class (termasuk member outer class yang ber access modifier private). 
Contoh : 
Program 02

class A {
    private int x = 101;
    class B {
        void lakukanSesuatu() {
            System.out.print("x = " + x);
        }
    }
}

public class BelajarInnerClass02 {
    public static void main(String[] args) {
        A a = new A();
        A.B b = a.new B();
        b.lakukanSesuatu();
    }
}

  • Sebuah inner class tidak dapat memiliki member static.
Contoh :
Program 03

class A {
    class B {
        static int a = 10; //error!!!
    }
}

  • Untuk membuat instance dari inner class, kita harus memiliki instance dari outer class terlebih dahulu. Tidak ada  pengecualisan untuk aturan ini. 
  • Untuk membuat instance dari inner class, terdapat 2 cara, yaitu :
1.      Dari dalam outer class
2.      Dari luar outer class
·         Contoh membuat instance inner class dari dalam outer class : 
Program 04

class A {
    void buatInstanceKelasB() {
        B b = new B();
    }
    class B {
    }
}

Dari contoh di atas, untuk dapat menjalankan method buatInstanceKelasB, harus terdapat instance dari kelas A terlebih dahulu. Dengan kata lain, untuk membuat instance inner class, harus terdapat instance dari outer class terlebih dahulu.

Maksud dari membuat instance inner class dari dalam outer  class tidak termasuk membuat instance dari dalam method static. Sebab method static tidak dapat menunjuk sesuatu yang tidak static. Untuk membuat instance inner class dari dalam method static, maka dipergunakan cara seperti ketika membuat instance inner class dari luar outer class.

  • Contoh membuat instance inner class dari luar outer class  : 
Program 05

class A {
    class B {
        void sesuatuDiKelasB() {
            System.out.println("Hello, ini di
 method kelas B");
        }
    }
}

public class Contoh {
    public static void main(String[] args) {
        A a = new A();
        A.B b = a.new B();
        b.sesuatuDiKelasB();
    }
}


Program 05 di atas dapat disingkat menjadi : 
Program 06

class A {f
    class B {
        void sesuatuDiKelasB() {
            System.out.println("Hello, 
                ini di method kelas B");
        }
    }
}

public class BelajarInnerClass04 {
    public static void main(String[] args) {
        A.B b = new A().new B();
        b.sesuatuDiKelasB();
    }
}

Ketika kita ingin membuat instance dari method static dari outer class, maka cara di ataslah yang digunakan. Hal ini karena method static tidak memiliki reference this.
  • Aturan inner class dalam hal mereferensi dirinya sendiri atau instance dari outer class adalah sebagai berikut : 
1.      Untuk merujuk pada dirinya sendiri (instance dari inner class) dari dalam inner class, dapat digunakan referensi this atau NamaOuterClass.NamaInnerClass.this.
2.      Untuk merujuk pada instance dari outer classnya dari dalam inner class, dapat digunakan referensi NamaOuterClass.this.
Contoh :
Program 07

class A {
    int i = 10;
    class B {
        int i = 11;
        class C {
            int i = 12;
            void lakukanSesuatu() {
                System.out.println("A.this.i = " + A.this.i);
                System.out.println("A.B.this.i = " + A.B.this.i);
                System.out.println("A.B.C.this.i= " + A.B.C.this.i);
                System.out.println("this.i  = " + this.i);
            }
        }
    }
}
public class BelajarInnerClass05 {
    public static void main(String[] args) {
        A.B.C c = new A().new B().new C();
        c.lakukanSesuatu();
    }
}
  • Modifier-modifier berikut dapat diberikan pada inner class :
1.  final
2.  abstract
3.  public
4.  protected
5.  private
6.      static (tapi dengan modifier ini, maka akan menjadi static nested class, bukan inner class).
7.  strictfp

2. Method-Local Inner Class
·         Method-local inner class adalah inner class yang dideklarasikan di dalam method.
·         Mendeklarasikan method-local inner class tidak berarti kita membuat instance dari class tersebut. Jadi, sebelum kita menggunakan inner class tersebut, kita harus membuat instancenya dari suatu tempat di dalam method dan setelah definisi inner class tersebut.
Contoh :
Program 08

class A { //1
    void myMethod() { //2
        class B { //3
            int i = 10;
            void lakukanSesuatu() { //4
                System.out.println(" i = " + i);
            } //4
        } //3
       
        B b = new B();
        b.lakukanSesuatu();
    } //2
} //1


  • Method-local inner class hanya dapat diinstansiasi dari dalam method yang mendefinisikan method-local inner class tersebut.
  • Instance method-local inner class memiliki akses ke semua member dari outer class (termasuk member outer class yang ber access modifier private). 
Contoh :
Program 09

class A { //1
    private int i = 10;
    void lakukanSesuatu() { //2
        class B { //3
            void aksesMemberOuterClass() { //4
                System.out.println("i = " + i);
            } //4
        } //3
       
        B b = new B();
        b.aksesMemberOuterClass();
    } //2
} //1


  • Instance dari method-local inner class tidak dapat mengakses local variabel (termasuk parameter) dari method dimana method-local inner class tersebut didefinisikan. Kecuali bila variabel tersebut bermodifier final.
Contoh :
Program 10

class A { //1
    void lakukanSesuatu() { //2
        int nonFinalVar = 10;
        final int finalVar = 11;
        class B { //3
            void aksesLocalVar() { //4
                //ERROR
                System.out.println("nonFinalVar = " + nonFinalVar);
                //TIDAK ERROR
                System.out.println("finalVar = " + finalVar);
            } //4
        } //3
       
        B b = new B();
        b.aksesLocalVar();
    } //2
} //1


  • Method-local inner class yang didefinisikan di dalam static method tidak dapat mengakses non-static member dari outer classnya
  • Modifier-modifier yang dapat diberikan pada method-local inner class adalah :
1.      abstract (tidak dapat digabung dengan final)
2.      final (tidak dapat digabung dengan abstract)


3. Anonymous Inner Class
·         Anonymous inner class adalah suatu inner class yang dideklarasikan tanpa nama kelas. 
·         Anonymous inner class pasti adalah salah satu dari 2 hal berikut :
1.      Subclass dari suatu class yang telah dideklarasikan
2.      Kelas implementasi dari suatu interface
·         Suatu anonymous inner class tidak dapat secara bersamaan menjadi subclass dari class yang telah dideklarasikan dan juga sebagai kelas implementasi dari suatu interface.
·         Tujuan utama dari anonymous inner class adalah mengoverride satu atau lebih method dari super classnya atau mengimplement semua method dari suatu interface.

·         Anonymous inner class tidak dapat mengimplement lebih dari sebuah interface.
·         Anonymous inner class selalu dibuat sebagai bagian dari suatu statement.
·         Contoh Anonymous inner class sebagai subclass :
Program 11

class A {
    int i = 10;
    void lakukanSesuatu() {
        i--;
        System.out.println("i = " + i);
    }
}

public class BelajarAnonymous1 {    //1
    public static void main(String[] args) {    //2
        A a = new A() {   //3
            void lakukanSesuatu() { //4
                i++;
                System.out.println("i = " + i);
            }   //4
        };  //3
       
        a.lakukanSesuatu();
    }   //2
}   //1

Note: variabel referensi a di atas mereferensi ke suatu instance anonymous inner class yang merupakan subclass dari class A. Jadi, variabel referensi a bukan mereferensi ke instance dari kelas A.

  • Contoh anonymous inner class sebagai implementasi suatu interface :
Program 12

interface A {
    public void doA();
}

interface B extends A {
    public void doB();
}

public class BelajarAnonymous2 {
    public static void main(String[] args) {
        B b = new B() {
            public void doA() {
                System.out.println("Ini method doA()");
            }
           
            public void doB() {
                System.out.println("Ini method doB()");
            }
        };
       
        b.doA();
        b.doB();
    }
}


  • Anonymous inner class adalah salah satu bentuk dari polymorphisme, oleh karena itu, method yang dapat dipanggil dari anonymous inner class adalah method yang dideklarasikan di super class atau interfacenya (meskipun di dalam anonymous inner class dapat dideklarasikan method-method yang tidak ada di super class atau interfacenya).
Contoh :
Program 13

class A {
    int i = 10;
    void lakukanSesuatu() {
        i--;
        System.out.println("i = " + i);
    }
}

public class BelajarAnonymous1 {
    public static void main(String[] args) {
        A a = new A() {
            void lakukanSesuatu() {
                i++;
                System.out.println("i = " + i);
            }
           
            //Di bawah ini adalah method yang tidak ada di class A
            void newMethod() {
                System.out.println("Hallo, nama saya Anton");
            }
        };
       
        a.lakukanSesuatu(); //Tidak error
        a.newMethod(); //ERROR !!!!!!!
    }
}


  • Anonymous inner class dapat diletakkan sebagai argument dari suatu method. Contoh :
Program 14

class A {
    void lakukanSesuatu() {
        System.out.println("Ini isi aslinya");
    }
}

class B {
    static void demoAnonymousInnerClassSebagaiArgument(A a) {
        a.lakukanSesuatu();
    }
}

public class BelajarAnonymous3 {
    public static void main(String[] args) {
        B.demoAnonymousInnerClassSebagaiArgument(new A() {
            void lakukanSesuatu() {
                System.out.println("Ini method di anonymous inner class");
            }
        });
    }
}


4. Static nested class
  • Static nested class adalah inner class dengan modifier static.
  • Static nested class sebenarnya bukan inner class, static nested class hanyalah top-level class yang di sarangkan di dalam class lain.
  • Karena static, maka untuk membuat instance dari static nested class tidak diperlukan instance dari outer classnya.  (tidak seperti regular inner class ataupun method-local inner class ).
Contoh :
Program 15

class A {
    static class B {
        void lakukanSesuatu() {
            System.out.println("Hallo");
        }
    }
}

public class StaticNestedClass {
    public static void main(String[] args) {
        A.B b = new A.B(); //cara instansiasi static nested class
        b.lakukanSesuatu();
    }
}


  • Cara instansiasi static nested inner class adalah :
NamaOuterClass.NamaStaticNestedClass varRef = new NamaOuterClass.NamaStaticNestedClass()

  • Static nested class tidak dapat mengakses non-static member dari outer classnya.
Contoh :
Program 16

class A {
    int i = 10;
    static class B {
        void lakukanSesuatu() {
            System.out.println("i = " + i);
        }
    }
}

public class StaticNestedClass2 {
    public static void main(String[] args) {
        A.B b = new A.B();
        b.lakukanSesuatu();
    }
}


1 komentar

Input Data Dengan GUI di Java

Program java menampilkan inputan yang di lakukan oleh user:


User mengklik input data jika ingin menginputkan data, dan data setelah di inputkan tampilkan dengan mengklik cetak.

Source Codenya:
import java.awt.*;
import java.awt.event.*;
import javax.swing.*;

public class biodataMhs extends JFrame implements ActionListener
{
String a;
String b;
String c;
//JTextArea hasil;
JButton input, cetak;
JLabel lblJudul, lblData;
String buathasil= "";
public biodataMhs(){
initComponen();
}

public void initComponen(){
setTitle(".:Biodata Mahasiswa:.");
setDefaultCloseOperation(3);
Dimension screen = Toolkit.getDefaultToolkit().getScreenSize();
setBounds(500,200,300,250);
setResizable(false);

JLabel lblJudul = new JLabel("DATA MAHASISWA");
lblJudul.setBounds(75,5,310,40);

input= new JButton("Input Data");
input.setBounds(17, 50, 150, 30);
input.setCursor(new Cursor(Cursor.HAND_CURSOR));
input.addActionListener(this);

cetak= new JButton("Cetak Data");
cetak.setBounds(125, 90, 150, 30);
cetak.setCursor(new Cursor(Cursor.HAND_CURSOR));
cetak.addActionListener(this);


getContentPane().setLayout(null);
getContentPane().add(lblJudul);
getContentPane().add(input);
getContentPane().add(cetak);
setVisible(true);
}
public static void main(String args[]){
new biodataMhs();
}

public void input(){
a = (JOptionPane.showInputDialog("Masukkan Nama Anda "));
b = (JOptionPane.showInputDialog("Masukkan NPM Anda "));
c = (JOptionPane.showInputDialog("Masukkan Kelas Anda "));
}

public void cetak(){
buathasil = buathasil+"*************************************\n";
buathasil = buathasil+"* ::BIODATA YANG ANDA INPUT:: *\n";
buathasil = buathasil+"*************************************\n";
buathasil = buathasil+"Nama Anda Adalah : "+a;
buathasil = buathasil+"\nNPM Anda Adalah : "+b;
buathasil = buathasil+"\nKelas Anda Adalah : "+c;
buathasil = buathasil+"\n*************************************";
}

public void actionPerformed(ActionEvent ae){
if(ae.getSource()==input){
input();
}
if(ae.getSource()==cetak){
buathasil="";
cetak();
JOptionPane.showMessageDialog(this,buathasil);
}
}
}

refrensi program bisa di download di sini: Program menampilkan data di textbox
http://www.mediafire.com/?9zwizvz6i8erpig#1
0 komentar

Pengenalan GUI dengan Eclipse SWT

SWT adalah GUI berbagai platform yang dikembangkan oleh IBM. Kenapa IBM membuat sistem GUI lain dan tidak menggunakan rangka kerja GUI yang sudah ada pada Java? Untuk menjawab pertanyaan ini, kita perlu melihat kilas balik tentang Java di awal perkembangannya.
Sun telah membuat rangka kerja GUI yang dinamakan AWT (Abstract Windowing Toolkit). Rangka kerja AWT menggunakan widget (komponen pada GUI, seperti tombol, menu, teks, dll) alami yang merupakan bawaan dari setiap sistem operasi. Akan tetapi widget tersebut memiliki masalah pada LCD. Masalah LCD ini mengakibatkan hilangnya beberapa fitur pada sistem operasi lain. Atau dengan kata lain, jika platform A memiliki widget 1 - 40 dan platform B memiliki widget 20 - 25, maka rangka kerja AWT hanya bisa digunakan untuk sebagian widget yang beririsan saja.
Untuk memecahkan masalah ini, Sun membuat rangka kerja baru yang merupakan emulasi widget, bukan menggunakan widget bawaan platform. Hal ini memecahkan masalah LCD dan memberikan rangka kerja yang kaya widget, akan tetapi masalah lain muncul. Misalnya, aplikasi Swing tidak lagi mirip seperti aplikasi lain pada platform di mana ia dijalankan.
Dengan adanya perbaikan pada JVM, aplikasi Swing tetap saja mengalami masalah kinerja karena sifatnya yang berupa emulasi. Hal ini tidak ditemukan pada widget bawaan platform karena widget ini lebih dekat dengan sistem operasi. Lebih jauh, aplikasi Swing menghabiskan lebih banyak memori yang tidak bisa digunakan untuk piranti kecil seperti PDA dan telepon genggam.
IBM memutuskan bahwa pendekatan tersebut tidak memenuhi kebutuhannya. Akhirnya, IBM membuat pustaka GUI baru yang disebut SWT, yang memecahkan masalah yang terdapat pada rangka kerja AWT dan Swing. Rangka kerja SWT langsung mengakses widget bawaan sistem operasi melalui JNI. Jika widget tersebut tidak tersedia, maka SWT akan mengemulasi widget yang hilang itu.
Blok Penyusun Suatu Aplikasi SWT
Display, Shell dan kumpulan Widget adalah blok penyusun aplikasi SWT. Display bertugas untuk mengatur perulangan event (dari keyboard atau mouse) dan mengatur komunikasi antara thread UI dan thread lainnya. Shell adalah jendela di mana aplikasi berjalan. Setiap aplikasi SWT memiliki paling tidak satu Display dan satu atau lebih instansi Shell.
Gambar di atas mengilustrasikan aplikasi SWT dari sudut pandang yang berbeda. Diagram pertama di sebelah kiri adalah diagram kelas-kelas turunan dari objek-objek UI. Diagram tengah adalah bagaimana objek UI diletakkan, dan gambar kanan adalah UI yang dihasilkan.
Jika suatu aplikasi menggunakan beberapa thread, setiap thread akan memiliki instansi objek Display masing-masing. Kita bisa mengambil instansi suatu objek Display dengan menggunakan metode statik Display.getCurrent().
Suatu Shell melambangkan jendela suatu aplikasi. Shell bisa ditampilkan dalam ukuran seluruh layar, ukuran biasa, atau dikecilkan hingga tak terlihat. Ada dua jenis shell yang tersedia. Yang pertama adalah shell dengan tingkat paling tinggi, yaitu yang dibuat langsung sebagai anak dari jendela utama Display. Jenis kedua adalah shell dialog yang bergantung pada shell-shell lainnya.
Jenis suatu Shell bergantung pada bit gaya (style bit) yang diberikan pada konstruktornya. Nilai awalnya adalah DialogShell. Artinya, jika tidak ada parameter yang diberikan pada konstruktornya, maka shell yang dibuat akan bertipe DialogShell. Jika parameter konstruktornya berupa objek bertipe Display, maka ia akan menjadi shell tingkat atas.
Beberapa sifat widget harus ditentukan pada saat widget tersebut dibuat. Sifat widget tersebut disebut bit gaya (style bit). Bit gaya ini adalah konstanta yang didefinisikan dalam kelas SWT. Misalnya,
Button tombol = new Button(shell, bitGaya)
Kita bisa menggunakan lebih dari satu gaya dengan menggunakan operator OR atau |. Misalnya, kita ingin membuat tombol yang bisa ditekan dan memiliki garis tepi, kita bisa menggunakan SWT.PUSH | SWT.BORDER sebagai parameter bit gayanya.
 
;