Dragonica Emoticon Sparkly Eye
30 Sep 2011 0 komentar

Manfaat Soft Skill

Manfaat Soft Skill dalam pembelajaran adalah sebagai berikut:
  •  Berpartisipasi dalam tim
  •  Mengajar orang lain
  •  Memberikan layanan
  •  Memimpin sebuah tim
  •  Bernegosiasi
  •  Menyatukan sebuah tim di tengah-tengah perbedaan budaya
  •  Motivasi
  •  Pengambilan keputusan menggunakan keterampilan
  •  Menggunakan kemampuan memecahkan masalah
  •  Amati bentuk etiket
  •  Berhubungan dengan orang lain
  •  Menjaga berarti percakapan (basa-basi)
  •  Menjaga percakapan bermakna (diskusi / perdebatan)
  •  Menetralkan argumen dengan waktu, petunjuk dan sopan, bahasa singkat
  •  Berpura-pura minat dan berbicara dengan cerdas tentang topik apapun
0 komentar

Soft Skill

Soft skill adalah istilah sosiologis yang berkaitan dengan seseorang “EQ” (Emotional Intelligence Quotient), kumpulan karakter kepribadian, rahmat sosial, komunikasi, bahasa, kebiasaan pribadi, keramahan, dan optimisme yang menjadi ciri hubungan dengan orang lain. Soft melengkapi keterampilan keterampilan keras (bagian dari seseorang IQ), yang merupakan persyaratan teknis pekerjaan dan banyak kegiatan lainnya.
Soft Skill atau keterampilan lunak menurut Berthhall (Diknas, 2008) merupakan tingkah laku personal dan interpersonal yang dapat mengembangkan dan memaksimalkan kinerja manusia (melalui pelatihan, pengembangan kerja sama tim, inisiatif, pengambilan keputusan lainnya. Keterampilan lunak ini merupakan modal dasar peserta didik untuk berkembang secara maksimal sesuai pribadi masing-masing.
Secara garis besar soft skill bisa digolongkan ke dalam dua kategori : intrapersonal dan interpersonal skill. Intrapersonal skill mencakup : self awareness (self confident, self assessment, trait & preference, emotional
awareness) dan self skill ( improvement, self control, trust, worthiness, time/source management, proactivity, conscience). Sedangkan interpersonal skill mencakup social awareness (political awareness, developing others, leveraging
6
diversity, service orientation, empathy dan social skill (leadership,influence, communication, conflict management, cooperation, team work, synergy)
Soft skills adalah ketrampilan seseorang dalam berhubungan dengan orang lain (termasuk dengan dirinya sendiri). Atribut soft skills, dengan demikian meliputi nilai yang dianut, motivasi, perilaku, kebiasaan, karakter dan sikap. Atribut soft skills ini dimiliki oleh setiap orang dengan kadar yang berbeda-beda, dipengaruhi oleh kebiasaan berfikir, berkata, bertindak dan bersikap. Namun, atribut ini dapat berubah jika yang bersangkutan mau merubahnya dengan cara berlatih membiasakan diri dengan hal-hal yang baru.
Apabila dicermati dari kenyataan yang ada, baik dari perbincangan
 informal maupun hasil penelusuran atau kajian formal, maka rasio kebutuhan soft skills dan hard skills di dunia kerja/usaha berbanding terbalik dengan pengembangannya di perguruan tinggi. Fakta menunjukkan bahwa yang membawa atau mempertahankan orang di dalam sebuah kesuksesan di lapangan kerja yaitu 80% ditentukan oleh mind set yang dimilikinya dan 20% ditentukan oleh technical skills. Namun, kenyataan di perguruan tinggi atau sistem pendidikan kita saat ini, soft skills hanya diberikan rata-rata 10% saja dalam kurikulumnya.
Pengembangan soft skill memiliki 3 hal penting, yaitu:
Pertama, hard work (kerja keras).
Untuk memaksimalkan suatau kerja tentu butuh upaya kerja keras dari diri sendiri maupun lingkungan. Hanya dengan kerja keras, orang akan mampu mengubah garis hidupnya sendiri. Melalui pendidikan yang terencana, terarah dan didukung pengalaman belajar, peserta didik akan memiliki daya tahan dan semangat hidup bekerja keras. Etos kerja keras perlu dikenakan sejak dini di sekolah melalui berbagai kegiatan intra ataupun ekstrakurikuler di sekolah. Peserta didik dengan tantangan ke depan yang lebih berat tentu harus mempersiapkan diri sedini mungkin mellaui pelatihan melakukan kerja praktik sendiri maupun kelompok.
Kedua, kemandirian
Cirri peserta didik mandiri adalah responsive, percaya diri dan berinisiatif. Renponsif berarti peserta didik tanggap terhadap persoalan diri dan lingkungan. Sebagaicontoh bagaimana peserta didik tanggap terhadap krisis global warming dengan kampanye hijaukan sekolahku dan gerakan bersepeda tanpa motor. Menjaga kepercayaan diri seorang peserta didik untuk memaksimalkan potensi peserta didi harus sinergis dengan kerja kerasnya.
Ketiga, kerja sama tim
Keberhasilan adalah buah dari kebersamaan. Keberhasilan menyelesaikan tugas kelompok adalah pola klasik yang masih relevan untuk menampilkan karakter ini. Pola pelatihan outbond yang sekarang marak diselenggarakan merupakan pola peniruan karakter ini...
29 Sep 2011 0 komentar

Attitude

Sikap yang baik bisa berawal dari cara berfikir yang baik pula, dalam hal ini adalah berfikir secara positif. Bukankah semua tindakan berasal dari apa yang ada di benak setiap orang sebelumnya?

Berfikir positif akan memupuk tanggung jawab yang besar bagi yang bersangkutan sekaligus akan menjadikan pelakunya menjadi orang yang berjiwa besar.Berfikir positif memberikan dampak positif pula berupa tanggung jawab besar dari pelakunya karena orang yang berfikir positif selalu tidak mencari-cari alasan maupun melempar kesalahan kepada orang lain, meskipun sesuatu menimpa

dirinya karena sesuatu hal yang disebabkanorang lain.


Berfikir secara positif harus di-dampingi pola fikir scara proporsional, karena seseorang tidak boleh berfikir bahwa orang lain itu sama persis seperti dirinya. Berfikir secara proporsional bisa diartikan sebagai berfikir positif yang disertai dengan kewaspadaan bukan berarti kecurigaan. Berfikir positif bisa mengubah energi negatif menjadi energi positif, seperti misalnya mampu mengubah masalah sebagai tantangan. Hidup akan lebih bisa dinikmati oleh orang-orang yang berfikir positif karena berfikir positif akan berdampak pula pelakunya bisa menerima setiap keadaan dengan besar hati dan lapang dada. Orang yang selalu berfikir positif memiliki sifat terbuka untuk menerima saran, ide, atau masukan dari orang lain. Hal ini selalu diperlukan oleh orang-orang yang berfikir positif karena selalu didasari oleh keinginan dari yang bersangkutan untuk selalu menerima masukan demi sebuah perubahan yang lebih baik. Selalu berfikir positif bisa memupuk rasa syukur kepada Tuhan. Hal ini berbeda dengan pengertian cepat puas, karena bersyukur berarti menerima sesuatu yang didapat dengan senang hati dan ikhlas, tidak ada keluh kesah apalagi kekesalan yang berkepanjangan dan akhirnya men-jadi penyesalan terhadap dirinya sendiri dan orang lain.


Orang-orang yang berfikir positif selalu memiliki optimisme yang tinggi dan selalu menggunakan bahasa-bahasa positif dalam setiap hal. Lihat saja di lingkungan tenaga pemasaran yang cukup handal, mereka tidak
pernah menyerah walaupun ribuan kali mengalami penolakan.Berfikir positif akan terpancar dari penampilannya secara fisik, bahkan akan tampillayaknya pakar komunikasi dengan penampilan yang tegap dan penuh percaya diri, bicaranya yang ekspresif, bahkan senyumannya yang selalu nampak ber-sahabat akan selalu menyertainya.Hal semacam ini secara tidak langsung akan memberikan energi positif kepada orang-orang yang ada di sekitarnya, dan orang akan selalu senang bila berada didekatnya Pembawaan diri yang bersih dan rapih dari pemikir positif secara otomatis akan mengangkat citra dirinya serta tidak hanya berdampak pada citra diri secara fisik tapi juga dari dalam.
 
;